UNIT 52
(
BOILER )
1.
Gambaran
umum
Unit
ini merupakan bagian vital Utilities yang memproduksi uap bertekanan 42,5 kg/cm2g
dengan suhu 380oC. di dunia industri utamanya kilang yang mengolah
minyak buni, energy uap sangat diperlukan guna menggerakan peralatan- peralatan
seperti :
·
Turbine pembangkit
tenaga listrik
·
Turbine penggerak
pompa-pompa
·
Turbine penggerak
kompresor
Selain itu sebagai media pemanas pada beberapa peralatan
penukar panas atau heat exchanger. Uap bertekanan yang digunakan oleh operasi
unit-unit proses kilang dihasilkan oleh suatu alat yang disebut pembangkit
tenaga uap / ketel uap atau boiler.
1.
Boiler
Boiler adalah
suatu alat berbentuk tangki / vessel / drum tertutup terbuat dari baja dengan
beberapa peralatan khusus seperti : katup pengaman tekanan ( pressure safety
valve ), block valve, check valve, gelas penduga level air, peralatan pembakar
/ burner dan alat-alat instrument lainnya.
2.
Boiler feed water
Sebagai bahan baku untuk memproduksi
uap, diperlukan air seabagi pengisi boiler-boiler tersebut, yang secara
kontinyu harus kita isikan. Tidak sembarang air dapat kita jadikan bahan
pengisi boiler. Dibutuhkan air yang telah diolah terlebih dahulu yang dikenal
dengan istilah “ treated water ” yaitu air yang telah memenuhi syarat-syarat
yang telah ditetapkan menurut standard international dan aman untik operasi
boiler. Dalam operasi sehari-hari dinamakan HBW ( High Boiler Feed Water ).
Air umpan
boiler-boiler utilities adalah terdiri dari campuran air demin dan air
kondensat, yang disupply dari alat pemanas air yang disebut deaerator melalui pompa HBW, kemudian diisikan ke
boiler-boiler # 52-A-101 A/B/C/D/E/F
Kondensat adalah uap
hasil kondensasi yang diperoleh dari seluruh unit area proses, setelah uap-uap
tersebut digunakan antara lain sebagai pemanas ( dari steam uap ) penggerak
peralatan ( turbine generator, kompresor ) tersebut.
2.
Uraian
Ringkas Proses
Boiler
utilities menghasilkan steam untuk seluruh pemakai di Kilang. Pada kondisi
normal 4 (empat) operasi 1 (satu) bolier posisi stand by. Kelima boiler akan
dioperasikan pada kondisi seperti :
a.
Start up Kilang setelah
T/A
b.
Gangguan pada COB di
unit proses RCU
Tiap
boiler dilengkapi dengan Economizer
dan Forced Draft Fan 1 (satu) turbine
dan 1 (satu) motor listrik. Motor listrik digunakan pada saat awal start up
Kilang. Bahan bakar boiler
bisa fuel oil, fuel gas atau kedua-duanya digunakan bersamaan.
Untuk melayani kebutuhan feed water seluruh kilang (HBW
dan MBW) disiapkan 3 (tiga) deaerator 52-D-101 A/B/C yang berfungsi menampung
semua kondensat (Hot and Cold Condensate) dan air demin untuk memenuhi
kekurangan Boiled Feed Water akibat losses blowdown dan lain-lain.
Dalam kondisi normal, 2 (dua) deaerator dioperasikan
untuk melayani sebagian besar air HBW dengan pompa 52-P-101 A/B/C/D/E bagi keperluan
operasi steam generator utilities dan RCC. Hot condensate dan unit-unit proses
dikumpulkan kembali dan didinginkan hingga 80OC dengan dilewatkan
pada sebuah condensate cooler 52-E-101 dengan media pendingin cold condensate.
Hot condensate yang keluar dari cooler ditampung / disimpan pada tangki
52-T-101 kemudian dipompakan dengan pompa 52-P-103 A/B/C/D ke deaerator
52-D-101 A/B/C.
3. Peralatan operasi unit
# 52
Peralatan
boiler pada umumnya terdiri dari :
·
Peralatan
utama
·
Peralatan
pengaman
·
Peralatan
penunjang
3.1. Peralatan Utama
a.
Economizer
Adalah
alat yang berfungsi untuk pemanas awal air pengumpan boiler yang akan masuk
pada steam drum. Pemanasan di ekonomizer ini memanfaatkan gas panas yang akan
dibuang ke stack
b.
Steam
drum
Steam
drum adalah suatu silindris tertutup yang terbuat dari baja yang ditempatkan
dibagian samping atas dari dapur api (fire box). Stean drum digunakan untuk mengumpulkan
uap/campuran uap dan air yang mengalir dari pipa-pipa serta memisahkan antara
uap dan air. Selanjutnya uap tersebut mengalir ke pemanas lanjut (superheater).
Didalam
steam drum dipasang buffle plate berupa plat baja berlubang-lubang yang
ditempatkan dibawah normal water level untuk menghindari foaming, dan untuk
menjamin meratanya pendistribusian feed water kedalam steam drum didalam pipa
horizontal yang berlubang dengan diameter 10 mm. Begitu juga dipasang pipa
injeksi chemical dan pipa continous blow down yang ditempatkan dibawah normal
water level.
Di
steam drum ini terjadi pemisahan secara alami tergantung berat jenis antara uap
basah dan liquid. Liquid akan turun ke water drum melalui down comer kemudioa
setelah dipanasi melalui dapur boiler akan naik kembali melalui reiser untuk
kemudian menjadi steam basah (saturated).
c.
Water
drum
Water
drum terletak dibagian samping bawah dari dapur api yang dihubungkan dengan
pipa-pipa air steam drum. Alat ini digunakan untuk mengendapkan benda-benda
yang terlarut (impurities) yang tidak dikehendaki dan selanjutnya secara
periodic dibuang melalui kerangan yang disebut blow down valve.
d.
Superheater
Adalah
alat yang berfungsi untuk memansakan uap jenuh (saturated) menjadi uap uang
dipanaskan lebih lanjut (superheated). Alat ini berupa pipa dengan panjang
tertentu yang berbentuk coil dimana pangkalnya dihubungkan dengan drum dan
ujungnya dihubungkan dengan superheater header.
e.
Desuperheater
Adalah
alat yang berfungsi untuk menjaga / menurunkan temperature HS steam ± 380 ºC
dengan cara menginjeksikan BFW ke desuperheater melalui control valve 52-TV-219
yang bekerja berdasarkan temperature transmitter 52-TIC-219, dimana bila
temperature di atas 380 ºC maka 52-T-219 akan bekerja (membuka) demikian
sebaliknya
f.
Pipa
ketel uap (tube)
Pipa-pipa
ini yang menghubungkan water drum dan steam drum dan menerima pancaran/radiasi
panas dari pembakaran bahan bakar selanjutnya meneruskan kedalam pipa-pipa
tersebut secara konduksi dan konveksi.
g.
Forced
Draft Fan
Alat
ini digunakan untuk mengasilkan udara untuk proses pembakaran dan melancarkan
aliran gas bekas ke cerobong.
h.
Soot
blower
Soot
blower adalah aalt yang berfungsi untuk membersihkan jelaga yang membentuk
lapisan pada dinding luar pipa-pipa ketel uap yang dapat menghalangi/mengurangi
proses transfer panas.
i.
Burner
Burner
adalah alat untuk mengasilkan sumber panas yang diperlukan ketel uap dari
proses pembakaran bahan bakar. Burner ditempatkan pada ruang api (fire box)
yang tersusun atas dan bawah.
j.
Cerobong
(stack)
Cerobong
berfungsi sebagai tempat mengalirnya gas pembakaran (flue gas) yang dibuang ke
atmosfer.
3.2. Peralatan Pengaman
Alat pengaman adalah perlengkapan yang dipasang pada
boiler yang lazim disebut appendages dan dapat bekerja secara otomatis dengan
tujuan agar boiler dapat dioperasikan secara aman.
a.
Gelas
penduga
Gelas
penduga dipasang untuk mengetahui level tinggi rendahnya permukaan air didalam
bejana secara langsung. Cara kerja dari gelas penduga ini adalah menurut
prinsip bejana berhubungan.
b.
Manometer
Manometer
(pressure indicator) digunakan untuk mengukur uap secara langsung didalam
bejana. Alat ini biasa dipasang pada bagian depan boiler.
c.
Thermometer
Thermometer
(temperature indicator) digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapat
tinggi suhu uap secara langsung pada lokasi yang diperlukan untuk pengukuran.
Alat ini bisa dipasang pada bagian-bagian inlet dan outlet economizer, outlet
main line superheater dan pada tempat yang perlu untuk pengukuran.
d.
Katup
pengaman
Katup
pengaman (safety valve) gunanya untuk menjamin keamanan boiler. Bila tekanan
didalam boiler melampaui batas tekanan yang diperbolehkan, maka katup pengaman
tersebut secara otomatis harus dapat mengeluarkan tekanan dari dalam boiler,
sehingga boiler terjamin keamanannya dari bahaya ledakan kelebihan tekanan
(over pressure).
e.
Kerangan
induk
Fungsi
dari kerangan induk adalah untuk membuka dan menutup lairan uap dari boiler ke
pipa induk (superheater header) secara sempurna. Pada boiler di kilan g UP VI
Balongan mempunyai 2 kerangan induk pada setiap boiler.
f.
Kerangan
penahan aliran balik (non return valve)
Fungsi
utama kerangan ini adalah :
·
Untuk
mencegah aliran balik dari main line superheater kedalam boiler (main check
valve) bila suatu saat terjadi kegagalan.
·
Untuk
mencagah aliran balik dari dalam boiler, bila suatu saat terjadi kegagalan pada
pompa air umpan (feed water line check valve)
3.3. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yaitu peralatan yang berada di
sekitar boiler selain dari peralatan utama, dengan tujuan untuk menunjang
kelancaran operasi boiler. Tanpa adanya sarana dan peralatan penunjang, boiler
tidak dapat bekerja sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan.
Peralatan-peralatan pnunjang itu antara lain :
a.
3 (tiga) unit deaerator
No
peralatan : 52-D-101 A/B/C
Kapasitas
tampung : 15 menit kondisi kerja
Jenis : spray tray
O2
yang diijinkan : 0,01 ppm O2
Fungsi :
Menghilangkan kandungan gas - gas oksigen yang terlarut dalam air ( demin water
) umpan, agar didapat Boiler Feed Water yang
memenuhi syarat yang ditentukan dalam operasi Boiler.
b.
5 (lima) unit pompa HBW deaerator
No peralatan : 52-P-101 A/B/C/D/E
Kapasitas : @ 410 M2 / jam (max)
Tekanan : 63 kg/cm2 .g
Penggerak : 3 (tiga) turbine
2 (dua) motor listrik
Fungsi : Menyalurkan boiler feed
water dari unit deaerator ke boiler-boiler Utilities, CO Boiler, Cat.
Cooler ( RCC unit) dan waste heat boiler (H2 Plant)
c.
2 (dua) unit pompa MBW
No peralatan : 52-P-101 A/B
Kapasitas
@ : 75 M3 / jam (max)
Tekanan : 34 kg/cm2.g
Penggerak : 1 (satu) turbine
1 (satu) motor listrik
d.
1
(satu) tangki Hot condensate
No
peralatan :
52-T-101
Kapasitas @ : 100 M3
Service : hot condensate ex.proses
Fungsi : menampung hot condensate
dari unit-unit proses
e.
4 (empat) Pompa hot
condensate
No peralatan : 52-P-103 A/B/C/D
Kapasitas
@ : 90 M3 / jam (max)
Tekanan : 6,5 kg/cm2.g
Penggerak : 1 ( satu ) turbine
3 ( tiga ) motor listrik
Operasi : 3 run, 1 stand by
Fungsi
: memompakan hot
condensate dari tanki 52-T-101 ke deaerator
f.
2 (dua) Heat exchanger
No peralatan : 52-E-101A & 52-E-101
Jenis : Shell & tubes
Shell side : cold condensate
Tubes side : hot condensate
Fungsi : sebagai penukar panas
antara hot condensate dan cold
condensate
g.
Fasilitas injeksi
chemical
No peralatan : Amine, Hydrazine, Trisodium
phosphate
Kapasitas tanki : 500L
Fungsi
: menginjeksikan bahan
kimia ke dalam proses ke dalam proses pengelolaan air umpan boiler (amine dan
hidrazine à
deaerator, phosphate à steam drum)
4. Bahan Bakar
Bahan
bakar yang digunakan di boiler pada umumnya terdiri dari bahan bakar cair dan
gas
4.1.
Bahan
bakar cair
Bahan bakar cair yang dipakai adalah :
·
Atmospheric
residue
·
Decant
oil
Fuel oil ini akan disupply dari 62-T-201 A/B dan akan di
pompakan ke boiler dengan tekanan 15 kg/cm², dan temperature 110 ºC.
4.2.
Bahan
Bakar Gas
Bahan bakar gas yang dipakai adalah :
·
Treated
gas, unsate gas (dari unit ARHDM dan RCC)
·
LPG
dari unit ITP
·
Natural gas dari DOH
Wil .III
Dalam
normal operasi sumber fuel gas adalah dari rifenery off gas. Namun pada saat
start up dimana refinery off gas belum dihasilkan, sumber fuel gas berasal dari
DOH Wil .III dan jika kurang di back upLPG dari unit ITP, tekanan fuel gas ± 3
kg/cm²
5. URAIAN PROSES BOILER
Hot condensate
dari unit proses masuk ke header dan selanjutnya dikirim ke heat exchanger
52-E-101. Pada heat exchanger
ini terjadi pertukaran panas antara hot condensate yang bertemperatur ± 40 ºC,
maka akan didapat temperatur ± 60 ºC pada keduannya.
Hot
condensate keluar dari HE kemudian akan ditampung di tanki 52-T-101, kemudian
akan dipompakan dengan 52-P-103 A/B/C/D ke deaerator 52-DA-101 A/B/C dan
bercampur dengan cold condensate. Deaerator juga mendapat make up dari demin
water. Fungsi dari deaerator sendiri adalah untuk menghilangkan O² yang
terlarut dalam air umpan dengan sistem :
·
Pemanasan
(dengan bantuan LP steam)
·
Injeksi
bahan kimia (amine dan hidrazine)
Dengan
sistem pemanasan, kandungan-kandungan gas akan terlepas dengan menggunakan uap
tekanan rendah (low pressure steam) 3,5 kg/cm², yang diinjeksikan ke dalam
deaerator sehingga terjadi kontak antara uap dari bawah dengan air dari atas.
Dengan naiknya temperatur maka kelarutan gas-gas dalam air akan turun akibatnya
gas-gas akan terlepas dari air dan dibuang ke udara luar melalui saluran buang
(venting).
Untuk menghindari masih adanya oksigen yang tersisa maka diinjekisikan
hydrazine sedang untuk mengontrol pH diinjkesikan Amine.
BPW
(Boiler Feed Water) dari deaerator kemudian diumpankan ke boiler dengan
52-P-101 A/B/C/D/E. Dalam normal operasi cukup menggunakan 3 pompa dan sisany
stand by. BFW dari pompa 52-P-101 A/B/C/D/E ini mempunyai press ± 65 kg/cm² dan
temperature ± 142 ºC dan akan diumpankan ke boiler melewati 52-FV-211 dan press
yang awalnya ±65 kg/cm² akan
turun sekitar ± 46 kg/cm².
Dengan
press ± 46 kg/cm² dan temperatur ± 140 ºC akan masuk ke economizer, yang
bertujuan untuk memanfaatkan panas flue gas yang terbuang ke stack. Setelah
melewati economizer maka temperatur BFW akan naik ± 195 - 200 ºC, kemudian akan
masuk ke steam drum. Di steam drum ini akan dipisahkan secara alami tergantung
berat jenis antara uap basah (saturated) denga liquid. Yang masih liquid akan
turun kebawah melalui down comer manuju water drum dan akan dipanasi melalui
pemanasan dapur boiler setelah dipanasi melalui dapur boiler, maka BFW yang
masih berbentuk uap akan naik melalui raiser dan akan menjadi uap basah
(saturated). Uap basah (saturated) kemudian akan dilewatkan di superheater yang
bertujuan untuk mengeringkan uap basah (saturated) dengan memanfaatkan flue gas
buangan dari dapur. Keluar dari superheater uap akan menjadi kering dengan
temperatur ± 480 ºC (superheated steam).
Karena
HS steam yang dibutuhan hanya dengan temperatur ± 380 ºC maka superheated steam
dengan temperatur ± 480 ºC akan diturunkan dengan menginjeksikan BFW di
desuperheater melalui control valve 42-TV-219, yang akan bekerja berdasarkan
temperatur transmitter 52-TIC-219, dimana bila temperatur diatas 380 ºC maka
52-TV-219 akan bekerja (membuka) demikian juga sebaliknya.dengan demikian
superheted yang dimasukan ke header HP steam akan terjaga temperaturnya dan
kekeringannya.
Untuk
menjaga kualitas steam yang terjaga dengan baik, maka perlu dilakukan internal
treatment dengan menginjeksikan larutan phosphate pada
steam drum yang bertujuan untuk melunakan garam-garam mineral yang masih
terdapat dalam air dan mengendapkannya menjadi lumpur, tindakan selanjutnya
dibuang melalui intermitten blow down. Injeksi
phosphate juga berguna untuk menaikan pH (9,5 – 10,5) dan dapat pula membuat
lapisan film pada tube-tube boiler. Dengan internal treatment belum
cukup untuk menjaga kualitas steam dimana impurities-impurities yang melayang
tidak terendapkan seperti silica (SIO) dan minyak, maka dilakukan continous
blow down yang bertujuan untuk mencegah terjadinya foaming, freming dan carry
over.
Impurities-impurities
yang dibuang melalui continous blow down terlebih dahulu akan di atur oleh
nidle valve yang selanjutnya akan dimasukan ke 52-V-101. di vessel 52-V-101
akan dipisahkan antara yang masih berbentuk uap dan liquid. Yang masih
berbentuk uap akan di masikan kembali ke header LS steam sedangkan yang
berbentuk liquid akan dibuang ke netralization fit melalui 52-LV-207. sedangkan
untuk intermitten blow down di operasikan pada saat boiler water di luar spec
seperti :
a.
PH
(> 10,5)
b.
Total
dissolved solid (>300 ppm)
c.
Cloride
(>80 ppm)
d.
Phosphat
(>15 ppm)
e.
Silica
(>20 ppm)
f.
Conductivity
(>600 Cis/cm)
Intermitten
blow down di buang melalui 52-V-102 dan kemudian akan dialirkan ke parit. Untuk
mendapatkan produk steam yang baik, maka setiap hari feed water dan boiler
water akan dianalisa di laboratorium.
analisa
|
Feed water
|
Boiler water
|
a. PH
|
8,0 – 9,5
|
9,2 – 10,8
|
b. Oil content
|
Nil
|
- ppm
|
c. discolve oksigen
|
<
0,03
|
- ppm
|
d. Hydrazine
|
>
0,02
|
- ppm
|
e. Total iron
|
<
0,1
|
- ppm
|
f. Total chopper / Cu
|
<
0,05
|
- ppm
|
g. Total dissolved solid
|
-
|
<
300 ppm
|
h. Chloride
|
-
|
<
30 ppm
|
i. Phosphate
|
-
|
5
– 15 ppm
|
j. Silica
|
<
0,02
|
<
20 ppm
|
k. Conductivity
|
<
10
|
<
500 Us/Cm
|
6. Procedure start / stop
BFW pump
6.1. ( motor
driver ) 52-P-101 A/C
a. Persiapan
1.
Periksa
LO tank level pada posisi normal, 60% level
2.
Periksa
LO cooler valve pada posisi terbuka
3.
Periksa
LO strainer, kerangan dari strainer yang akan dioperasikan pada posisi
terbuka
4.
Periksa
cooling water system inlet dan outlet valve pada posisi terbuka
5.
Periksa water seal
cooler pada posisi terbuka (tertutup untuk yang stand by)
6.
Periksa
suction valve dari pompa pada posisi terbuka
7.
Periksa
outlet valve dari deaerator pada posisi terbuka
8.
Periksa
kerangan minimum flow pompa pada posisi terbuka
9.
Periksa
semua peralatan-peralatan instrument dan meteran-meteran pada kondisi baik
10.
Periksa selector switch
pada local control stand pada auxiliary LO pump dan electromotor driven pada
posisi “OFF” dan terkunci
11.
Hubungi power
distribusi untuk penyediaan power supply
b. Menghidupkan
1.
Buka kerangan pada
cooling water supply line dan cooling water return line
2.
Jalankan auxiliary LO
pump dengan memutar selektor switch pada local
control stand dari posisi “OFF” ke posisi “AUTO” kemudian lepaskan pin
pengunci, pompa akan running secara automatis
3.
Periksa
kembali sistem pelumasan ke semua bearing
4.
Buka
venting pompa untuk mengeluarkan udara dan tutup kembali bila dari venting
sudah keluar air
5.
Selector switch pada
LCS, tempatkan ke posisi “MANUAL” dan lepaskan pin pengunci
6.
Tekan
push button “ON” dan kunci pengaman, tempatkan pada push button “OFF”. Electro
motor akan beroperasi menggerakkan pompa
7.
Buka bay pass valve
8.
Buka
discharge valve sedikit-sedikit agar kondisi operasi (tekanan pompa) tidak
berfluktuasi
9.
Setelah kondisi operasi
normal tutup kembali by pass valve
10.
Periksa
kondisi operasi, normalnya sebagai berikut :
-
Suction press :
3,7 kg/cm2 g
-
Discharge press :
71 kg/cm2 g
-
Ampere :
130 amp
-
Speed :
2980 rpm
11. OFF-kan
aux. LO pump setelah sistem pelumasan digerakkan oleh main LO pump (satu poros
dengan pompa)
12. Selector
switch aux. LO pump diputar kembali ke posisi “AUTO”
13.
Yakinkan
kembali kondisi operasi berjalan normal
c. Mematikan
1.
Tutup
discharge valve sedikit-sedikit agar tekanan pompa tidak terlalu banyak
fluktuasi
2.
Matikan
electro motor dengan menekan push button “OFF” setelah kunci pengamannya
dilepaskan
Kemudian selector switch, tempatkan
pada posisi “OFF”
3.
Pada
saat putaran pompa makin turun dan tekanan lube oil £ 1 kg/cm2
maka aux. LO pump akan jalan (start) secara otomatis check dan yakinkan bahwa
pompa tersebut running. Sistem pelumasan tetap stabil pada tekanan 1,7 kg/cm2
4.
Auxiliary
LO pump dioperasikan selama ± 15 menit kemudian dimatikan / stop dengan menekan push
button “OFF” setelah kunci pengamannya dilepaskan. Putar
selector switch ke posisi “OFF”
6.2. ( Turbine Driver
)
a. Persiapan
1.
Periksa
kondisi pompa, yakinkan strainer isapan pompa, dalam kondisi bersih
2.
Periksa
sistem pelumasan (lube oil system)
-
LO strainer dalam kondisi bersih
-
Suction / discharge valvev pada kondisi
terbuka
-
LO cooler valve pada posisi terbuka
3.
Periksa
cooling water system, inlet dan outlet valve pada posisi terbuka
4.
Periksa
semua perlatan instrument dan meteran dalam kondisi baik
5.
Periksa
level deaerator, bila cukup buka kerangan inlet pompa perlahan
6.
Buka
penuh suction valve, LS venting, semua drain valve
7.
Buka
venting pompa untuk menyalurkan udara dan tutup kembali jika dari venting,
sudah keluar air
8.
Buka
return discharge valve untuk sirkulasi dari dan ke deaerator
b. Menghidupkan
1.
Jalankan auxiliary lube
oil pump
-
Selector switch
tempatkan pada posisi “MANUAL”
-
Tekan push button “ON”
2.
Buka HP steam main
valve dan by pass valve ±
3 drat untuk pemanasan
3. Buka trip valve dan handle trip di-set
4.
Jalankan main steam
turbine
-
Selector switch
tempatkan pada posisi “MANUAL”
-
Tekan push button “ON”
5. Buka penuh HP steam main valve dan LP steam
main valve
6. Tutup
discharge venting pada LP steam line
7. Naikkan
putaran sampai dengan 2980 rpm dengan mengatur governor screw
9. Buka
discharge valve pompa secara perlahan sampai bukaan penuh
10. Setelah beroperasi normal, matikan/stop aux Lo
pump dengan menekan push button “OFF” Kemudian putar selector switch dri posisi
“MAN” ke “AUTO”
c. Mematikan
1. Tutup discharge valve pompa sedikit-sedikit,
yakinkan return valve ke deaerator pada posisi terbuka
2. Tutup
HP steam control valve dengan menekan push button “OFF”, putar selector switch dari posisi “MAN” ke “AUTO”
3. Tutup HP steam main valve
4. Buka venting dari LP steam line dan tutup LP
steam main valve
5. Periksa aux LO pump beroperasi (start secara
otomatis)
6. Buka semua drain valve
7. procedure start / stop
MBW pump ( 52-P-102 A/B )
7.2 motor driver ( 52-P-102
A )
a. Persiapan
1. Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
2. Periksa sistem pelumasan
3. Periksa sistem pendinginan pompa
4. Yakinkan strainer pompa kondisi bersih
5. Periksa deaerator level, bila normal buka
kerangan inlet pompa
6. Buka suction valve, yakinkan discharge valve
pada posisi tertutup
7. Buka venting pompa untuk membuang udara
kemudian tutup kembali apabila dari venting sudah keluar air
8. Buka return
valve pada line sirkulasi (spill back )
9. Yakinkan
pasokan instrument air normal
10. Hubungi
power distribusi untuk penyediaan power supply
c. Menghidupkan
1.
Selector switch pada
LCS tempatkan pada posisi “MANUAL”
2.
Buka sedikit (crack
open) spill back valve
3.
Tekan push button “ON”,
electro motor akan running untuk menggerakkan pompa
4.
Buka
discharge valve sedikit-sedikit supaya tekanan pompa tidak fluktuasi
5.
Setelah
kondisi operasi normal, atur secukupnya bukaan spill back valve
d.
Mematikan untuk stand by
1. Tutup discharge valve pompa sedikit-sedikit,
yakinkan return valve (spill back) ke deaerator pada posisi terbuka
2. Tutup
MP steam control valve dengan menekan push button “OFF”, putar selector switch dari posisi “MAN” ke “AUTO”
3. Tutup MP steam main valve
5.
Buka penuh by pass
valve inlet steam ( putaran turbine 500 rpm )
6.
Buka penuh discharge
valve
7.
Putar selector switch
ke posisi “ Auto ” ( stand by )
8.
Buka
semua drain valve
7.2 Turbine Driver (52-P-102 B)
a. Persiapan
1. Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
2. Periksa sistem pelumasan
3. Periksa sistem pendinginan pompa
4. Yakinkan strainer pompa kondisi bersih
5. Periksa deaerator level, bila normal buka
kerangan inlet pompa
6. Buka suction valve, yakinkan discharge valve
pada posisi tertutup
7. Buka venting pompa untuk membuang udara
kemudian tutup kembali apabila dari venting sudah keluar air
8. Buka
return valve pada line sirkulasi (spill back )
9. Yakinkan
pasokan instrument air normal
10. Hubungi
power distribusi untuk penyediaan power supply
b. Menghidupkan
1.
Buka discharge valve (
± 25 % )
2.
Buka suction valve full
open
3.
Tutup drain valve
4.
Buka venting valve full
open
5.
Buka valve bypass inlet
steam full open untuk membuat putaran 500 rpm
6.
Yakinkan
air yang keluar dari venting valve sudah tidak ada lagi gelembung udara, lalu
tutup venting valve ± 20 %
7.
Buka sedikit (crack
open) spill back valve
8.
Putar selector ke posisi manual lalu tekan tombol START / ON
9.
Yakinkan
tidak ada lagi gelembung udara dari venting valve setelah pompa distart, lalu tutup
penuh venting valve.
10.
Buka
discharge valve sedikit-sedikit supaya tekanan pompa tidak fluktuasi
11.
Perhatikan
rpm stabil
12.
Setelah
kondisi operasi normal, atur secukupnya bukaan spill back valve
13.
Hubungi
DCS pompa sudah dioperasikan
e.
Mematikan
1. Yakinkan return valve (spill back) ke
deaerator unit pada posisi terbuka
2. Tutup secara perlahan discharge valve pompa
sampai tertutup penuh
3. Matikan
/ stop electro motor dengan menekan push button “OFF”
4. Putar
selector switch dari posisi “MAN” ke posisi “OFF”
8. Procedure start / stop
deaerator
a.
Persiapan
Periksa
dan Yakinkan :
1.
Semua Root
Valve IA telah terbuka, peralatan-peralatan instrumentasi telah siap dioperasikan, supply OK.
2.
Kerangan
venting deaerator ( 4 buah, Æ 1“ ) posisi terbuka.
3.
Block Valve ( Up/Down
Stream ) 52-LV-001 A/BC posisi terbuka, by pass tutup.
4.
Block Valve
overflow 52-LV-002 posisi terbuka dan 52-LC-002 set “ AUTO “ di DCS/Cont
Room.
5.
Drain Valve Deaerator
posisi tertutup.
6.
Suction valve ( ke
pompa HBW ) Deaerator terbuka.
7.
Kerangan minimum flow ( spill back ) discharge pompa HBW
terbuka ( 52-P-101 A/B/C ) posisi
terbuka.
8.
Kerangan
block steam sparger LS Æ 2”, posisi tertutup
9.
Kerangan block 52-PV-003 A/B/C posisi
terbuka 52-PC-003 A/B/C posisi kontrol di set
“ MAN “ dengan nilai MV = 0 % ( di atur panel man DCS )
10. Kerangan
injeksi chemical ( Amine/Hydrazine ) terbuka.
11.
Kerangan
inlet LC/CC ( Kondensat ) posisi tertutup.
12. Kerangan
suction / discharge pompa HBW ( 52-P-101-A/B/C/D ) posisi tertutup.
13.
Level
tanki Larutan Amine dan hydrazine cukup dan siap dioperasikan,
pompa - pompa injeksi telah siap
operasi.
14. Chek ulang IA supplai ke semua Control Valve di
sistem Deaerator sudah benar - benar
ready for use / siap operasi.
b. Menghidupkan
1.
Panasi
deaerator dengan membuka kerangan sparger untuk mengalirkan LP steam ke
deaerator
2.
Sirkulasikan
level deaerator dengan start 52-P-101 A/B/C (salah satu) kemudian atur posisi
bukaan kerangan drain deaerator dengan Æ 2”
3.
Apabila level deaerator
kurang, tambah secara manual dari 52-LC-001 A/B/C (DCS)
4.
Naikkan temperatur
deaerator 140 oC ~ 145 oC
secara manual dari 52-PC-003 A/B/C
5.
Atur level dan
temperatur deaerator sampai stabil dan auto-kan 52-LC-001 A/B/C dan 52-PC-003
A/B/C dari DCS
6.
Distribusikan HBW
dengan membuka kerangan discharge 52-P-101 A/B/C/D dan tutup kerangan drain
deaerator
7.
Tutup LP steam pemanas
(tutup kerangan sparger)
c. Mematikan
1.
Turunkan
perlahan tekanan steam / LS dengan sedikit diatas Atmosfer = 1,1 kg/cm2g
Selalu monitor
Level Deaerator lain yang masih beroperasi tetap stabil.
2.
Tutup perlahan kerangan
Make - Up
Water ( Demin Water ) LC/CC
masuk ke Deerator yang akan distop.
3.
Tutup
kerangan - kerangan
penghubung Deaerator ( yang
akan di stop ) menuju
suction line pompa HBW dan MBW.
4.
Tutup
kerangan - kerangan
Sirkulasi / spill
back HBW dan
MBW ke Deaerator yang akan di stop.
9.
Procedure
Start / Stop Burner Fuel Gas
9.1 Start
Fuel Gas
1.
Lakukan komunikasi ke
control room / panel man DCS untuk start fuel gas burner
2.
Buka
± 5 putaran blok valve ke fuel gas yang ditentukan ( lower / upper burner ).
3.
Tekan tombol ( Local
panel ) “ open “ Individual burner valve untuk membuka valve gas 52-XV-223 /
224.
4.
Buka
penuh block valve gas.
5.
Check
dan periksa kondisi nyala api pembakaran, kondisi bagus
9.2
Stop Fuel Gas
1.
Lakukan komunikasi ke control room / panel man DCS untuk stop fuel gas
burner
2. Tutup perlahan-lahan blovk valve fuel gas
setelah panel man memberi info OK
3. Tekan tombol PB
” close ” fuel gas burner, untuk menutup valve 52-XV-223/224
4. Check dan periksa kondisi nyala api
pembakaran, kondisi bagus
10. Procedure Start / Stop
Burner Fuel Oil
10.1 Start Fuel Oil
1.
Lakukan komunikasi ke
control room / panel man DCS untuk start fuel oil burner
2.
Pasang
dan tempatkan gun burner fuel oil pada tempatnya
3.
Buka
kerangan atomizing steam
4.
Lakukan purging dengan
steam, fuel oil gun burner ± 5 menit
5.
Buka manual block valve
fuel oil 25 %
6.
Buka fuel oil burner
valve (52-XV-225 / 226) dengan menekan tombol “OPEN” di boiler local control
panel, yakinkan burner telah menyala.
7.
Buka penuh manual block
valve fuel oil
8.
Check
dan periksa nyala api pembakaran, kondisi bagus
10.2 Stop Fuel Oil
1. Lakukan komunikasi ke control room / panel
man DCS untuk stop fuel oil burner
2. Buka ± 5 putaran block valve ke fuel gas yang ditentukan (lower / upper burner)
3. Tekan tombol “CLOSE”
fuel oil burner untuk menutup valve 52-XV-225 / 226
4. Lakukan purging fuel oil
burner dengan MP steam selama 5 menit
5. Tutup block valve fuel
oil
6 Tutup atomizing steam valve
7. Lepas/cabut gun burner
fuel oil
11. Procedure Start / Stop
Boiler 52-B-101 A/B/C/D/E/F
A. Menghidupkan
a.
Penyalaan Burner
Untuk penyalaan pertama
dianjurkan dilaksanakan pada lower burner
·
Pengoperasian dilaksanakan pada Boiler Local Control Panel (LCP)
1.
Atur udara pembakaran
melalui FDF inlet vane (52-HIC-206 A) sampai
mencapai air flow > 25% MCR
2.
Apabila
“PERMISSIBLE” indicator lamp menyala, lakukan start purging, tunggu selama 5
menit sampai “PURGE COMPLETION” indicator lamp menyala. Bila “MFT” indikator
52-HA-291A menyala, reset dengan menekan
“MFT reset” (52-HS-296 A)
3.
Buka “ignition gas trip
valve” dengan menekan ignition gas trip
valve (52-XV-205 A) “OPEN” push button
Kemudian reset lever yang terdapat pada ignition gas
trip valve (52-XV-205 A) di field. Valve akan membuka dan pada saat bersamaan
ignition gas vent valve (52-XV-208 A) akan menutup secara otomatis
4.
Buka “fuel gas trip
valve” dengan menekan push button “OPEN”
fuel gas trip valve (52-XV-203 A)
Kemudian reset lever yang terdapat pada fuel gas trip
valve (52-XV-203 A) di field. Valve akan membuka dan pada saat bersamaan fuel
gas vent valve (52-XV-204 A) akan menutup secara otomatis
Catatan :
apabila valve-valve tersebut di atas tidak di-reset kembali di field, maka
indicator lamp di LCP akan berkedip-kedip karena valve belum terbuka
5.
Bila
“all fuel trip valve closed” indicator lamp (52-LA-294 A) menyala, tekan push
button “ANN RESET” (52-HS-295 A ) untuk mematikan / menghilangkannya
6.
Atur bukaan Full Gas
Flow Control (52-HIC-203 A) 30%
· Pengoperasian selanjutnya
dilaksanakan pada Burner Switch Box
1.
Nyalakan ignition
burner (pilot) dengan menekan push button “OPEN” burner ignition gas valve
(52-XV-221 A)
-
pada boiler local
control panel (LCP) indicator lamp berikut akan menyala :
v ignition
gas shut-off valve (52-XV-221 A) “OPEN”
v ignition
burner : “ignition on” dan “flame on”
-
melalui
lubang intip di ruang pembakaran, yakinkan secara visual bahwa benar-benar
telah terjadi flame/penyalaan. Apabila selama 8 (delapan) detik tidak terjadi
penyalaan, ignition burner akan trip.
2.
Setelah
terjadi penyalaan di ruang pembakaran, segera nyalakan auxiliary fuel gas
burner, atur bukaan valve 2” ke burner, juga tekanan fuel gas = 1,0 kg/cm2
g. Tekanan steam yang dicapai dengan menggunakan auxiliary gas burner 10 ~ 12
kg/cm2 g dan untuk menaikkan tekanan lanjut harus dipindahkan ke
main gas burner.
Sebelum penyalaan dengan auxiliary burner yang perlu
diperhatikan di DCS adalah :
-
check bukaan start up
vent (52-HC-221), 100% open
-
check level steam drum
– 75 mm
-
purging completion
sudah nyala
b.
Menaikkan Tekanan Steam
Boiler
1.
Setelah
auxiliary burner menyala, atur kenaikan temperatur (untuk DCS monitor
temperatur stack 52-TI-215 dan untuk di field monitor temperatur steam drum /
temporary) serta atur kenaikan tekanan
2.
Perhatikan
kenaikkan tekanan dan temperatur :
-
kenaikkan
tekanan direkomendasikan rata-rata 3,5 kg/cm2 g tiap jam
-
kenaikkan
temperatur direkomendasikan raata-rata 28 oC/jam
3.
Posisi
dan status valve, lihat lampiran
4.
Perhatikan boiler feed
water, periksa level steam drum dijaga selalu berada pada normal water level ( ±
50% level drum = 0 mm)
c.
Continuous Firing
1.
Setelah tekanan steam
drum mencapai 10 kg/cm2 g lakukan pemanasan pada main steam line dengan membuka
by pass stop valve (HS-055) sebanyak ±
2 (dua) putaran
2.
Lakukan penyalaan
burner secara terus menerus, naikkan fuel gas pressure, fuel gas flow dan air
flow perlahan-lahan secara manual
d.
Menaikkan Beban
1.
Pada
tekanan steam drum 37 kg/cm2 g :
-
buka
sedikit-sedikit main steam valve (52-HS-05) sampai bukaan penuh
-
tutup penuh by pass
valve (52-HS-055)
2.
Naikkan
beban boiler dengan menaikkan fuel gas flow dan air flow. Tekanan diatur
melalui start up vent (52-HS-221) dari DCS sampai mencapai tekanan normal, 43
kg/cm2 g dan 380 oC
3.
Feed water control
Apabila beban boiler telah mencapai ³ 30% MCR maka sistem control berikut ditukar dari posisi
”MAN” ke “AUTO” :
- 52-LC-201 A :
posisi auto
- 52-FC-221 A :
posisi cascade
Catatan
: Untuk air flow control, FDF inlet vane (52-HIC-206 A) ditukar dari posisi
“MAN” ke “CASCADE”, hubungi DCS untuk mengambil alih pengontrolan (remote
control)
4.
Procedure switch
“MANUAL” ke “AUTO” kemudian ke “CASCADE”
Yakinkan
52-HC-206 ke 52-FC-206
-
yakinkan 52-LC-201
posisi “MAN”, MV (manipulating value) set = 50%
-
perhatikan
52-HC-215, SV (setting value) secara otomatis berubah dari 5,0 menjadi 0,0
% (indikasi pembakaran di furnace telah
mulai sempurna)
-
pada
saat SV 52-HC-215 = 0,0%, pindahkan / ubah mode 52-LC-201 dari “MAN” ke “AUTO”
kemudian “CASCADE”
-
sebelum
mengubah posisi 52-HC-206 ke 52-FC-206, atur nilai MV 52-PC-239 dengan PV
(process value) 52-FC-206 (disamakan terlebih dahulu)
-
jika
hal tersebut sudah stabil maka ubahlah mode 52-FC-206 dari “MAN” ke “AUTO” ke
“CASCADE”. Setting SV 52-FR-20 = 1,000
5.
Fuel flow control,
seperti halnya dengan air flow control, pindahkan control sistem dari posisi
“MANUAL” ke “AUTO”
6.
Pada
kondisi beban boiler mencapai 50% MCR, temperatur outlet dari superheater akan
naik
7.
Superheater spray water
control (52-TC-219A) diubah secara perlahan dari posisi “MANUAL” ke posisi
“AUTO”
Pelaksanaan
dilakukan dari DCS (di ruang pusat pengendali kilang)
8.
Setelah
boiler mencapai kondisi operasi normal (tekanan 43 kg/cm2 g dan temperatur 380 oC)
operasikan control continuous blow down dan periksa item-item berikut :
-
kondisi pengapian
-
hasil analisa
pembakaraan gas O2 content
-
temperatur
bearing dan vibrasi dari FDF
-
kualitas boiler feed
water dan boiler water
-
level steam drum
-
peralatan-peralatan
instrumentasi
B. Mematikan
1.
Sebelum melaksanakan
stop boiler (normal) harus dilaksanakan soot blowing terlebih dahulu, terutama
bila dual firing (fuel oil dan fuel gas) atau dengan total fuel oil
2.
Turunkan secara
perlahan beban boiler melalui controller 52-HC-230 A (master bias) sampai load
minimum, perhatikan tekanan steam di header 50-PC-007 stabil dan level steam
drum normal
3.
Ubahlah mode control
fuel burner yang akan di-stop (upper burner) ke posisi “MAN” kemudian stop
burner tersebut
4.
Ubahlah posisi operasi
boiler terhadap “master header controller” (50-PC-007) dari “COM” (common) ke “IND” (individual)
5.
Buka secara perlahan
start up vent melalui control 52-HC-221 (untuk mempertahankan tekanan boiler),
diimbangi dengan kenaikan beban boiler yang lain
6.
Setelah start up vent
bukaannya cukup, tutup isolating valve ke header
7.
Set ke posisi “MAN”
control fuel burner (lower), turunkan beban boiler perlahan
8.
Set
control 52-FC-206 ke posisi “MAN”, kendalikan udara pembakaran
9.
Stop firing dengan
menekan push button “CLOSE” fuel gas valve (52-XV-223 A)
10.
Tutup
kembali start up vent (52-HC-221) sampai 0% untuk menghindari penurunan tekana
boiler secara mendadak
11.
Lanjutkan
purging di ruang pembakaran selama 5 menit dengan aliran udara 25% MCR
12. Selesai
purging, stop FDF dan tutup stack dumper
13.
Biarkan
tekanan boiler turun dengan sendirinya dan monitor level steam drum tetap
normal
14.
Jika
tekanan mencapai 1,5 kg/cm2 g maka buka venting steam drum dan jika tekanan
mencapai 0,5 kg/cm2 g maka buka venting start up vent (52-HC-221)
15. Buka
drain valve superheater
16. Stop
continuous blow down
Spesifikasi
Boiler Feed Water ( BFW )
No
|
Analisys
|
Spec
|
1
|
PH
|
8.0
– 9.5 uS / Cm
|
2
|
CONDUCTIVITY
|
<
10 ppm
|
3
|
TOTAL HARDNESS
|
-
ppm
|
4
|
PHOSPHATE
|
-
ppm
|
5
|
TOTAL IRON
|
<
0.1 ppm
|
6
|
TOTAL CHOPPER
|
<
0.05 ppm
|
7
|
HYDRAZINE
|
>
0.06 ppm
|
8
|
SILICA
|
-
ppm
|
9
|
OIL CONTENT
|
-
ppm
|
10
|
CHLORIDE
|
-
ppm
|
11
|
TDS
|
-
ppm
|
12
|
SODIUM
|
-
ppm
|
Spesifikasi
Boiler Water
No
|
Analisys
|
Spec
|
1
|
PH
|
9.2 –
10.8 uS / Cm
|
2
|
CONDUCTIVITY
|
<
3.5 ppm
|
3
|
TOTAL
HARDNESS
|
-
ppm
|
4
|
PHOSPHATE
|
-
ppm
|
5
|
TOTAL
IRON
|
<
0.02 ppm
|
6
|
TOTAL
CHOPPER
|
-
ppm
|
7
|
HYDRAZINE
|
-
ppm
|
8
|
SILICA
|
<
0.02 ppm
|
9
|
OIL
CONTENT
|
-
ppm
|
10
|
CHLORIDE
|
<
30 ppm
|
11
|
TDS
|
<
2.3 ppm
|
12
|
SODIUM
|
<
0.01 ppm
|
Spesifikasi Saturated Steam
No
|
Analisys
|
Spec
|
1
|
PH
|
8.0
– 9.5 uS / Cm
|
2
|
CONDUCTIVITY
|
<
10 ppm
|
3
|
TOTAL
HARDNESS
|
Nil
ppm
|
4
|
PHOSPHATE
|
-
ppm
|
5
|
TOTAL
IRON
|
<
0.1 ppm
|
6
|
TOTAL
CHOPPER
|
<
0.05 ppm
|
7
|
HYDRAZINE
|
>
0.06 ppm
|
8
|
SILICA
|
-
ppm
|
9
|
OIL
CONTENT
|
-
ppm
|
10
|
CHLORIDE
|
-
ppm
|
11
|
TDS
|
-
ppm
|
12
|
SODIUM
|
-
ppm
|
Spesifikasi Hot & Cold Condensate
No
|
Analisys
|
Spec
|
1
|
PH
|
8.5
– 9.0 uS / Cm
|
2
|
CONDUCTIVITY
|
<
10 ppm
|
3
|
TOTAL
HARDNESS
|
Nil
ppm
|
4
|
PHOSPHATE
|
-
ppm
|
5
|
TOTAL
IRON
|
<
0.1 ppm
|
6
|
TOTAL
CHOPPER
|
-
ppm
|
7
|
HYDRAZINE
|
-
ppm
|
8
|
SILICA
|
<
0.2 ppm
|
9
|
OIL
CONTENT
|
<
0.2 ppm
|
10
|
CHLORIDE
|
-
ppm
|
11
|
TDS
|
-
ppm
|
12
|
SODIUM
|
-
ppm
|
a. Persiapan
1.
Periksa level tanki
52-T-101, normal = 85 %
2.
Buka outlet valve tanki kondensat
3.
Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
4.
Periksa pelumasan, sudah siap
5.
Buka perlahan
sampai dengan penuh suction valve
6.
Buka venting pompa,
jika air yang keluar segera tutup
7.
Buka spill back valve pompa, full open
8.
Yakinkan pasokan
instrument air dan sistem instrumentasi telah siap dioperasikan.
9.
Power supply telah siap ( Rack in )
b. Menghidupkan
1.
Buka sedikit ( crack open ) discharge
valve pompa
2.
Pindahkan selector switch LCS ke posisi
“ MAN “
3.
Tekan tombol “ ON
“, motor dan pompa running
4.
Buka perlahan
discharge valve. Monitor tekanan pompa dan ampere motor,
jika stabil buka discharge velve sampai fully open.
c. Selama Operasi
Monitor pompa dan motor, jika ada kelainan :
1.
Temperature bearing dan motor
2.
Vibrasi bearing dan motor
3.
Noise, bocoran
d. Mematikan
1.
Yakinkan spill back
pompa ke tanki dalam keadaan terbuka
2.
Tutup perlahan discharge valve
3.
Tekan tombol “ OFF “ ( LCS )
4.
Tempatkan kembali selector Swicth dari
posisi “ MAN “ ke posisi “ OFF “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar