Jumat, 02 Oktober 2015



UNIT  52
( BOILER )

1.      Gambaran umum
Unit ini merupakan bagian vital Utilities yang memproduksi uap bertekanan 42,5 kg/cm2g dengan suhu 380oC. di dunia industri utamanya kilang yang mengolah minyak buni, energy uap sangat diperlukan guna menggerakan peralatan- peralatan seperti :
·        Turbine pembangkit tenaga listrik
·        Turbine penggerak pompa-pompa
·        Turbine penggerak kompresor
Selain itu sebagai media pemanas pada beberapa peralatan penukar panas atau heat exchanger. Uap bertekanan yang digunakan oleh operasi unit-unit proses kilang dihasilkan oleh suatu alat yang disebut pembangkit tenaga uap / ketel uap atau boiler.
1.      Boiler
Boiler adalah suatu alat berbentuk tangki / vessel / drum tertutup terbuat dari baja dengan beberapa peralatan khusus seperti : katup pengaman tekanan ( pressure safety valve ), block valve, check valve, gelas penduga level air, peralatan pembakar / burner dan alat-alat instrument lainnya. 
2.      Boiler feed water
Sebagai bahan baku untuk memproduksi uap, diperlukan air seabagi pengisi boiler-boiler tersebut, yang secara kontinyu harus kita isikan. Tidak sembarang air dapat kita jadikan bahan pengisi boiler. Dibutuhkan air yang telah diolah terlebih dahulu yang dikenal dengan istilah “ treated water ” yaitu air yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan menurut standard international dan aman untik operasi boiler. Dalam operasi sehari-hari dinamakan HBW ( High Boiler Feed Water ).
Air umpan boiler-boiler utilities adalah terdiri dari campuran air demin dan air kondensat, yang disupply dari alat pemanas air yang disebut deaerator  melalui pompa HBW, kemudian diisikan ke boiler-boiler # 52-A-101 A/B/C/D/E/F
Kondensat adalah uap hasil kondensasi yang diperoleh dari seluruh unit area proses, setelah uap-uap tersebut digunakan antara lain sebagai pemanas ( dari steam uap ) penggerak peralatan ( turbine generator, kompresor ) tersebut.
2.      Uraian Ringkas Proses
Boiler utilities menghasilkan steam untuk seluruh pemakai di Kilang. Pada kondisi normal 4 (empat) operasi 1 (satu) bolier posisi stand by. Kelima boiler akan dioperasikan pada kondisi seperti :
a.       Start up Kilang setelah T/A
b.      Gangguan pada COB di unit proses RCU
Tiap boiler dilengkapi dengan Economizer dan Forced Draft Fan 1 (satu) turbine dan 1 (satu) motor listrik. Motor listrik digunakan pada saat awal start up Kilang. Bahan bakar boiler bisa fuel oil, fuel gas atau kedua-duanya digunakan bersamaan.
Untuk melayani kebutuhan feed water seluruh kilang (HBW dan MBW) disiapkan 3 (tiga) deaerator 52-D-101 A/B/C yang berfungsi menampung semua kondensat (Hot and Cold Condensate) dan air demin untuk memenuhi kekurangan Boiled Feed Water akibat losses blowdown dan lain-lain.
Dalam kondisi normal, 2 (dua) deaerator dioperasikan untuk melayani sebagian besar air HBW dengan pompa 52-P-101 A/B/C/D/E bagi keperluan operasi steam generator utilities dan RCC. Hot condensate dan unit-unit proses dikumpulkan kembali dan didinginkan hingga 80OC dengan dilewatkan pada sebuah condensate cooler 52-E-101 dengan media pendingin cold condensate. Hot condensate yang keluar dari cooler ditampung / disimpan pada tangki 52-T-101 kemudian dipompakan dengan pompa 52-P-103 A/B/C/D ke deaerator 52-D-101 A/B/C.

3.      Peralatan operasi unit # 52
Peralatan boiler pada umumnya terdiri dari :
·        Peralatan utama
·        Peralatan pengaman
·        Peralatan penunjang

3.1.     Peralatan Utama
a.       Economizer
Adalah alat yang berfungsi untuk pemanas awal air pengumpan boiler yang akan masuk pada steam drum. Pemanasan di ekonomizer ini memanfaatkan gas panas yang akan dibuang ke stack
b.      Steam drum
Steam drum adalah suatu silindris tertutup yang terbuat dari baja yang ditempatkan dibagian samping atas dari dapur api (fire box). Stean drum digunakan untuk mengumpulkan uap/campuran uap dan air yang mengalir dari pipa-pipa serta memisahkan antara uap dan air. Selanjutnya uap tersebut mengalir ke pemanas lanjut (superheater).                                      
Didalam steam drum dipasang buffle plate berupa plat baja berlubang-lubang yang ditempatkan dibawah normal water level untuk menghindari foaming, dan untuk menjamin meratanya pendistribusian feed water kedalam steam drum didalam pipa horizontal yang berlubang dengan diameter 10 mm. Begitu juga dipasang pipa injeksi chemical dan pipa continous blow down yang ditempatkan dibawah normal water level.
Di steam drum ini terjadi pemisahan secara alami tergantung berat jenis antara uap basah dan liquid. Liquid akan turun ke water drum melalui down comer kemudioa setelah dipanasi melalui dapur boiler akan naik kembali melalui reiser untuk kemudian menjadi steam basah (saturated).
c.       Water drum
Water drum terletak dibagian samping bawah dari dapur api yang dihubungkan dengan pipa-pipa air steam drum. Alat ini digunakan untuk mengendapkan benda-benda yang terlarut (impurities) yang tidak dikehendaki dan selanjutnya secara periodic dibuang melalui kerangan yang disebut blow down valve.
d.      Superheater
Adalah alat yang berfungsi untuk memansakan uap jenuh (saturated) menjadi uap uang dipanaskan lebih lanjut (superheated). Alat ini berupa pipa dengan panjang tertentu yang berbentuk coil dimana pangkalnya dihubungkan dengan drum dan ujungnya dihubungkan dengan superheater header.
e.       Desuperheater
Adalah alat yang berfungsi untuk menjaga / menurunkan temperature HS steam ± 380 ºC dengan cara menginjeksikan BFW ke desuperheater melalui control valve 52-TV-219 yang bekerja berdasarkan temperature transmitter 52-TIC-219, dimana bila temperature di atas 380 ºC maka 52-T-219 akan bekerja (membuka) demikian sebaliknya  
f.        Pipa ketel uap (tube)
Pipa-pipa ini yang menghubungkan water drum dan steam drum dan menerima pancaran/radiasi panas dari pembakaran bahan bakar selanjutnya meneruskan kedalam pipa-pipa tersebut secara konduksi dan konveksi.
g.       Forced Draft Fan
Alat ini digunakan untuk mengasilkan udara untuk proses pembakaran dan melancarkan aliran gas bekas ke cerobong.
h.       Soot blower
Soot blower adalah aalt yang berfungsi untuk membersihkan jelaga yang membentuk lapisan pada dinding luar pipa-pipa ketel uap yang dapat menghalangi/mengurangi proses transfer panas.
i.         Burner
Burner adalah alat untuk mengasilkan sumber panas yang diperlukan ketel uap dari proses pembakaran bahan bakar. Burner ditempatkan pada ruang api (fire box) yang tersusun atas dan bawah.
j.        Cerobong (stack)
Cerobong berfungsi sebagai tempat mengalirnya gas pembakaran (flue gas) yang dibuang ke atmosfer.

3.2.     Peralatan Pengaman
Alat pengaman adalah perlengkapan yang dipasang pada boiler yang lazim disebut appendages dan dapat bekerja secara otomatis dengan tujuan agar boiler dapat dioperasikan secara aman.
a.       Gelas penduga
Gelas penduga dipasang untuk mengetahui level tinggi rendahnya permukaan air didalam bejana secara langsung. Cara kerja dari gelas penduga ini adalah menurut prinsip bejana berhubungan.
b.      Manometer
Manometer (pressure indicator) digunakan untuk mengukur uap secara langsung didalam bejana. Alat ini biasa dipasang pada bagian depan boiler.
c.       Thermometer
Thermometer (temperature indicator) digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapat tinggi suhu uap secara langsung pada lokasi yang diperlukan untuk pengukuran. Alat ini bisa dipasang pada bagian-bagian inlet dan outlet economizer, outlet main line superheater dan pada tempat yang perlu untuk pengukuran.
d.      Katup pengaman
Katup pengaman (safety valve) gunanya untuk menjamin keamanan boiler. Bila tekanan didalam boiler melampaui batas tekanan yang diperbolehkan, maka katup pengaman tersebut secara otomatis harus dapat mengeluarkan tekanan dari dalam boiler, sehingga boiler terjamin keamanannya dari bahaya ledakan kelebihan tekanan (over pressure).
e.       Kerangan induk
Fungsi dari kerangan induk adalah untuk membuka dan menutup lairan uap dari boiler ke pipa induk (superheater header) secara sempurna. Pada boiler di kilan g UP VI Balongan mempunyai 2 kerangan induk pada setiap boiler.
f.        Kerangan penahan aliran balik (non return valve)
Fungsi utama kerangan ini adalah :
·        Untuk mencegah aliran balik dari main line superheater kedalam boiler (main check valve) bila suatu saat terjadi kegagalan.
·        Untuk mencagah aliran balik dari dalam boiler, bila suatu saat terjadi kegagalan pada pompa air umpan (feed water line check valve)



3.3.     Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yaitu peralatan yang berada di sekitar boiler selain dari peralatan utama, dengan tujuan untuk menunjang kelancaran operasi boiler. Tanpa adanya sarana dan peralatan penunjang, boiler tidak dapat bekerja sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan. Peralatan-peralatan pnunjang itu antara lain :
 
a.       3 (tiga) unit deaerator
No peralatan                       : 52-D-101 A/B/C
Kapasitas tampung  : 15 menit kondisi kerja
Jenis                                   : spray tray
O2 yang diijinkan                 : 0,01 ppm O2
Fungsi                                 : Menghilangkan kandungan gas - gas oksigen yang terlarut dalam air (  demin water  ) umpan, agar didapat Boiler  Feed   Water yang  memenuhi syarat yang ditentukan dalam operasi Boiler.

b.      5 (lima) unit pompa HBW deaerator
No peralatan           : 52-P-101 A/B/C/D/E
Kapasitas               : @ 410 M2 / jam (max)
Tekanan                 : 63 kg/cm2 .g
Penggerak              : 3 (tiga) turbine
                                2 (dua) motor listrik
Fungsi                     : Menyalurkan boiler feed water dari unit deaerator  ke  boiler-boiler Utilities, CO Boiler, Cat. Cooler ( RCC unit) dan waste heat boiler (H2 Plant)

c.       2 (dua) unit pompa MBW
No peralatan           : 52-P-101 A/B
Kapasitas @           : 75 M3 / jam (max)
Tekanan                 : 34 kg/cm2.g
Penggerak              : 1 (satu) turbine
                                1 (satu) motor listrik

d.      1 (satu) tangki Hot condensate
No peralatan           : 52-T-101
Kapasitas @           : 100 M3
Service                   : hot condensate ex.proses
Fungsi                     : menampung hot condensate dari unit-unit proses

e.       4 (empat) Pompa hot condensate
No peralatan           : 52-P-103 A/B/C/D
Kapasitas @           : 90 M3 / jam (max)
Tekanan                 : 6,5 kg/cm2.g
Penggerak              : 1 ( satu ) turbine
                                3 ( tiga ) motor listrik
Operasi                  : 3 run, 1 stand by
Fungsi                     : memompakan hot condensate dari tanki 52-T-101 ke deaerator

f.        2 (dua) Heat exchanger
No peralatan           : 52-E-101A & 52-E-101
Jenis                       : Shell & tubes
Shell side                : cold condensate
Tubes side              : hot condensate
Fungsi                     : sebagai penukar panas antara hot condensate dan cold  condensate

g.       Fasilitas injeksi chemical
No peralatan           : Amine, Hydrazine, Trisodium phosphate
Kapasitas tanki       : 500L
Fungsi                     : menginjeksikan bahan kimia ke dalam proses ke dalam proses pengelolaan air umpan boiler (amine dan hidrazine à deaerator, phosphate à steam drum)
4.      Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan di boiler pada umumnya terdiri dari bahan bakar cair dan gas
4.1.   Bahan bakar cair
Bahan bakar cair yang dipakai adalah :
·        Atmospheric residue
·        Decant oil
Fuel oil ini akan disupply dari 62-T-201 A/B dan akan di pompakan ke boiler dengan tekanan 15 kg/cm², dan temperature 110 ºC.
4.2.   Bahan Bakar Gas
Bahan bakar gas yang dipakai adalah :
·        Treated gas, unsate gas (dari unit ARHDM dan RCC)
·        LPG dari unit ITP
·        Natural gas dari DOH Wil .III
Dalam normal operasi sumber fuel gas adalah dari rifenery off gas. Namun pada saat start up dimana refinery off gas belum dihasilkan, sumber fuel gas berasal dari DOH Wil .III dan jika kurang di back upLPG dari unit ITP, tekanan fuel gas ± 3 kg/cm²

5.      URAIAN PROSES BOILER
Hot condensate dari unit proses masuk ke header dan selanjutnya dikirim ke heat exchanger 52-E-101. Pada heat exchanger ini terjadi pertukaran panas antara hot condensate yang bertemperatur ± 40 ºC, maka akan didapat temperatur ± 60 ºC pada keduannya.
Hot condensate keluar dari HE kemudian akan ditampung di tanki 52-T-101, kemudian akan dipompakan dengan 52-P-103 A/B/C/D ke deaerator 52-DA-101 A/B/C dan bercampur dengan cold condensate. Deaerator juga mendapat make up dari demin water. Fungsi dari deaerator sendiri adalah untuk menghilangkan O² yang terlarut dalam air umpan dengan sistem :
·        Pemanasan (dengan bantuan LP steam)
·        Injeksi bahan kimia (amine dan hidrazine)
Dengan sistem pemanasan, kandungan-kandungan gas akan terlepas dengan menggunakan uap tekanan rendah (low pressure steam) 3,5 kg/cm², yang diinjeksikan ke dalam deaerator sehingga terjadi kontak antara uap dari bawah dengan air dari atas. Dengan naiknya temperatur maka kelarutan gas-gas dalam air akan turun akibatnya gas-gas akan terlepas dari air dan dibuang ke udara luar melalui saluran buang (venting).
Untuk menghindari masih adanya oksigen yang tersisa maka diinjekisikan hydrazine sedang untuk mengontrol pH diinjkesikan Amine.
BPW (Boiler Feed Water) dari deaerator kemudian diumpankan ke boiler dengan 52-P-101 A/B/C/D/E. Dalam normal operasi cukup menggunakan 3 pompa dan sisany stand by. BFW dari pompa 52-P-101 A/B/C/D/E ini mempunyai press ± 65 kg/cm² dan temperature ± 142 ºC dan akan diumpankan ke boiler melewati 52-FV-211 dan press yang awalnya  ±65 kg/cm²  akan  turun sekitar ± 46 kg/cm².
Dengan press ± 46 kg/cm² dan temperatur ± 140 ºC akan masuk ke economizer, yang bertujuan untuk memanfaatkan panas flue gas yang terbuang ke stack. Setelah melewati economizer maka temperatur BFW akan naik ± 195 - 200 ºC, kemudian akan masuk ke steam drum. Di steam drum ini akan dipisahkan secara alami tergantung berat jenis antara uap basah (saturated) denga liquid. Yang masih liquid akan turun kebawah melalui down comer manuju water drum dan akan dipanasi melalui pemanasan dapur boiler setelah dipanasi melalui dapur boiler, maka BFW yang masih berbentuk uap akan naik melalui raiser dan akan menjadi uap basah (saturated). Uap basah (saturated) kemudian akan dilewatkan di superheater yang bertujuan untuk mengeringkan uap basah (saturated) dengan memanfaatkan flue gas buangan dari dapur. Keluar dari superheater uap akan menjadi kering dengan temperatur ± 480 ºC (superheated steam).
Karena HS steam yang dibutuhan hanya dengan temperatur ± 380 ºC maka superheated steam dengan temperatur ± 480 ºC akan diturunkan dengan menginjeksikan BFW di desuperheater melalui control valve 42-TV-219, yang akan bekerja berdasarkan temperatur transmitter 52-TIC-219, dimana bila temperatur diatas 380 ºC maka 52-TV-219 akan bekerja (membuka) demikian juga sebaliknya.dengan demikian superheted yang dimasukan ke header HP steam akan terjaga temperaturnya dan kekeringannya.
Untuk menjaga kualitas steam yang terjaga dengan baik, maka perlu dilakukan internal treatment dengan menginjeksikan larutan phosphate pada steam drum yang bertujuan untuk melunakan garam-garam mineral yang masih terdapat dalam air dan mengendapkannya menjadi lumpur, tindakan selanjutnya dibuang melalui intermitten blow down. Injeksi phosphate juga berguna untuk menaikan pH (9,5 – 10,5) dan dapat pula membuat lapisan film pada tube-tube boiler. Dengan internal treatment belum cukup untuk menjaga kualitas steam dimana impurities-impurities yang melayang tidak terendapkan seperti silica (SIO) dan minyak, maka dilakukan continous blow down yang bertujuan untuk mencegah terjadinya foaming, freming dan carry over.     
Impurities-impurities yang dibuang melalui continous blow down terlebih dahulu akan di atur oleh nidle valve yang selanjutnya akan dimasukan ke 52-V-101. di vessel 52-V-101 akan dipisahkan antara yang masih berbentuk uap dan liquid. Yang masih berbentuk uap akan di masikan kembali ke header LS steam sedangkan yang berbentuk liquid akan dibuang ke netralization fit melalui 52-LV-207. sedangkan untuk intermitten blow down di operasikan pada saat boiler water di luar spec seperti :
a.       PH (> 10,5)
b.      Total dissolved solid (>300 ppm)
c.       Cloride (>80 ppm)
d.      Phosphat (>15 ppm)
e.       Silica (>20 ppm)
f.        Conductivity (>600 Cis/cm)
Intermitten blow down di buang melalui 52-V-102 dan kemudian akan dialirkan ke parit. Untuk mendapatkan produk steam yang baik, maka setiap hari feed water dan boiler water akan dianalisa di laboratorium.

analisa
Feed water
Boiler water
a. PH
8,0 – 9,5
9,2 – 10,8
b. Oil content
Nil
-         ppm
c. discolve oksigen
< 0,03
-         ppm
d. Hydrazine
> 0,02
-         ppm
e. Total iron
< 0,1
-         ppm
f. Total chopper / Cu
< 0,05
-          ppm
g. Total dissolved solid
-
< 300     ppm
h. Chloride
-
< 30       ppm
i. Phosphate
-
5 – 15    ppm
j. Silica
< 0,02
< 20        ppm
k. Conductivity
< 10
< 500    Us/Cm

6.      Procedure start / stop BFW pump
6.1.  ( motor driver ) 52-P-101 A/C
a. Persiapan
1.      Periksa LO tank level pada posisi normal, 60% level
2.      Periksa LO cooler valve pada posisi terbuka
3.      Periksa LO strainer, kerangan dari strainer yang akan dioperasikan pada posisi
      terbuka
4.      Periksa cooling water system inlet dan outlet valve pada posisi terbuka
5.      Periksa water seal cooler pada posisi terbuka (tertutup untuk yang stand by)
6.      Periksa suction valve dari pompa pada posisi terbuka
7.      Periksa outlet valve dari deaerator pada posisi terbuka
8.      Periksa kerangan minimum flow pompa pada posisi terbuka
9.      Periksa semua peralatan-peralatan instrument dan meteran-meteran pada kondisi baik
10.     Periksa selector switch pada local control stand pada auxiliary LO pump dan electromotor driven pada posisi “OFF” dan terkunci
11.     Hubungi power distribusi untuk penyediaan power supply

b.   Menghidupkan

1.      Buka kerangan pada cooling water supply line dan cooling water return line
2.      Jalankan auxiliary LO pump dengan memutar selektor switch pada local control stand dari posisi “OFF” ke posisi “AUTO” kemudian lepaskan pin pengunci, pompa akan running secara automatis
3.      Periksa kembali sistem pelumasan ke semua bearing
4.      Buka venting pompa untuk mengeluarkan udara dan tutup kembali bila dari venting sudah keluar air
5.      Selector switch pada LCS, tempatkan ke posisi “MANUAL” dan lepaskan pin pengunci
6.      Tekan push button “ON” dan kunci pengaman, tempatkan pada push button “OFF”. Electro motor akan beroperasi menggerakkan pompa
7.      Buka bay pass valve
8.      Buka discharge valve sedikit-sedikit agar kondisi operasi (tekanan pompa) tidak berfluktuasi
9.      Setelah kondisi operasi normal tutup kembali by pass valve
10.  Periksa kondisi operasi, normalnya sebagai berikut :
-      Suction press                 : 3,7 kg/cm2 g
-      Discharge press              : 71 kg/cm2 g
-      Ampere                         : 130 amp
-      Speed                            : 2980 rpm
11.  OFF-kan aux. LO pump setelah sistem pelumasan digerakkan oleh main LO pump (satu poros dengan pompa)
12.  Selector switch aux. LO pump diputar kembali ke posisi “AUTO”
13.  Yakinkan kembali kondisi operasi berjalan normal

c.    Mematikan
1.      Tutup discharge valve sedikit-sedikit agar tekanan pompa tidak terlalu banyak fluktuasi
2.      Matikan electro motor dengan menekan push button “OFF” setelah kunci pengamannya dilepaskan
Kemudian selector switch, tempatkan pada posisi “OFF”
3.      Pada saat putaran pompa makin turun dan tekanan lube oil £ 1 kg/cm2 maka aux. LO pump akan jalan (start) secara otomatis check dan yakinkan bahwa pompa tersebut running. Sistem pelumasan tetap stabil pada tekanan 1,7 kg/cm2
4.      Auxiliary LO pump dioperasikan selama ± 15 menit kemudian dimatikan / stop dengan menekan push button “OFF” setelah kunci pengamannya dilepaskan. Putar selector switch ke posisi “OFF”

6.2.  ( Turbine Driver )
a. Persiapan
1.      Periksa kondisi pompa, yakinkan strainer isapan pompa, dalam kondisi bersih
2.      Periksa sistem pelumasan (lube oil system)
-     LO strainer dalam kondisi bersih
-     Suction / discharge valvev pada kondisi terbuka
-     LO cooler valve pada posisi terbuka
3.      Periksa cooling water system, inlet dan outlet valve pada posisi terbuka
4.      Periksa semua perlatan instrument dan meteran dalam kondisi baik
5.      Periksa level deaerator, bila cukup buka kerangan inlet pompa perlahan
6.      Buka penuh suction valve, LS venting, semua drain valve
7.      Buka venting pompa untuk menyalurkan udara dan tutup kembali jika dari venting, sudah keluar air
8.      Buka return discharge valve untuk sirkulasi dari dan ke deaerator

 

b.   Menghidupkan

1.      Jalankan auxiliary lube oil pump
-         Selector switch tempatkan pada posisi “MANUAL”
-         Tekan push button “ON”
2.      Buka HP steam main valve dan by pass valve  ± 3 drat untuk pemanasan
3.   Buka trip valve dan handle trip di-set
4.      Jalankan main steam turbine
-         Selector switch tempatkan pada posisi “MANUAL”
-         Tekan push button “ON”
5.   Buka penuh HP steam main valve dan LP steam main valve
6.   Tutup discharge venting pada LP steam line
7.   Naikkan putaran sampai dengan 2980 rpm dengan mengatur governor screw
9.   Buka discharge valve pompa secara perlahan sampai bukaan penuh
10. Setelah beroperasi normal, matikan/stop aux Lo pump dengan menekan push button “OFF” Kemudian putar selector switch dri posisi “MAN” ke “AUTO”

 c.  Mematikan
1.   Tutup discharge valve pompa sedikit-sedikit, yakinkan return valve ke deaerator pada posisi terbuka
2.   Tutup HP steam control valve dengan menekan push button “OFF”, putar selector   switch dari posisi “MAN” ke “AUTO”
3.   Tutup HP steam main valve
4.   Buka venting dari LP steam line dan tutup LP steam main valve
5.   Periksa aux LO pump beroperasi (start secara otomatis)
6.   Buka semua drain valve

7.      procedure start / stop MBW pump ( 52-P-102 A/B )
7.2 motor driver ( 52-P-102 A )
a.   Persiapan
            1.   Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
2.   Periksa sistem pelumasan
3.   Periksa sistem pendinginan pompa
4.   Yakinkan strainer pompa kondisi bersih
5.   Periksa deaerator level, bila normal buka kerangan inlet pompa
6.   Buka suction valve, yakinkan discharge valve pada posisi tertutup
7.   Buka venting pompa untuk membuang udara kemudian tutup kembali apabila dari venting sudah keluar air
8.   Buka return valve pada line sirkulasi (spill back )
9.   Yakinkan pasokan instrument air normal
10. Hubungi power distribusi untuk penyediaan power supply

c.       Menghidupkan

1.      Selector switch pada LCS tempatkan pada posisi “MANUAL”
2.      Buka sedikit (crack open) spill back valve
3.      Tekan push button “ON”, electro motor akan running untuk menggerakkan pompa
4.      Buka discharge valve sedikit-sedikit supaya tekanan pompa tidak fluktuasi
5.      Setelah kondisi operasi normal, atur secukupnya bukaan spill back valve

d.      Mematikan untuk stand by
1.   Tutup discharge valve pompa sedikit-sedikit, yakinkan return valve (spill back) ke deaerator pada posisi terbuka
2.   Tutup MP steam control valve dengan menekan push button “OFF”, putar selector   switch dari posisi “MAN” ke “AUTO”
3.   Tutup MP steam main valve
5.      Buka penuh by pass valve inlet steam ( putaran turbine 500 rpm )
6.      Buka penuh discharge valve
7.      Putar selector switch ke posisi “ Auto ” ( stand by )
8.      Buka semua drain valve

7.2   Turbine Driver (52-P-102 B)
a. Persiapan
            1.   Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
2.   Periksa sistem pelumasan
3.   Periksa sistem pendinginan pompa
4.   Yakinkan strainer pompa kondisi bersih
5.   Periksa deaerator level, bila normal buka kerangan inlet pompa
6.   Buka suction valve, yakinkan discharge valve pada posisi tertutup
7.   Buka venting pompa untuk membuang udara kemudian tutup kembali apabila dari venting sudah keluar air
8.   Buka return valve pada line sirkulasi (spill back )
9.   Yakinkan pasokan instrument air normal
10. Hubungi power distribusi untuk penyediaan power supply

b.   Menghidupkan

1.      Buka discharge valve ( ± 25 % )
2.      Buka suction valve full open
3.      Tutup drain valve
4.      Buka venting valve full open
5.      Buka valve bypass inlet steam full open untuk membuat putaran 500 rpm
6.      Yakinkan air yang keluar dari venting valve sudah tidak ada lagi gelembung udara, lalu tutup venting valve ± 20 %
7.      Buka sedikit (crack open) spill back valve
8.      Putar selector  ke posisi manual lalu tekan tombol START / ON
9.      Yakinkan tidak ada lagi gelembung udara dari venting valve setelah pompa distart, lalu tutup penuh venting valve.
10.  Buka discharge valve sedikit-sedikit supaya tekanan pompa tidak fluktuasi
11.  Perhatikan rpm stabil
12.  Setelah kondisi operasi normal, atur secukupnya bukaan spill back valve
13.  Hubungi DCS pompa sudah dioperasikan

e.      Mematikan
1.   Yakinkan return valve (spill back) ke deaerator unit pada posisi terbuka
      2.   Tutup secara perlahan discharge valve pompa sampai tertutup penuh
      3.   Matikan / stop electro motor dengan menekan push button “OFF”
      4.   Putar selector switch dari posisi “MAN” ke posisi “OFF”



8.      Procedure start / stop deaerator
a.      Persiapan
Periksa dan Yakinkan :
1.      Semua  Root  Valve  IA  telah terbuka, peralatan-peralatan   instrumentasi  telah siap dioperasikan, supply OK.
2.      Kerangan venting deaerator ( 4 buah, Æ 1“ ) posisi terbuka.
3.      Block Valve ( Up/Down Stream ) 52-LV-001 A/BC posisi terbuka, by pass tutup.
4.      Block  Valve  overflow 52-LV-002 posisi terbuka dan 52-LC-002 set “ AUTO “ di DCS/Cont Room.             
5.      Drain Valve Deaerator posisi tertutup.
6.      Suction valve ( ke pompa HBW ) Deaerator terbuka.
7.      Kerangan  minimum  flow ( spill back ) discharge pompa HBW terbuka ( 52-P-101  A/B/C ) posisi terbuka.
8.      Kerangan block steam sparger LS Æ 2”, posisi tertutup
9.      Kerangan block 52-PV-003 A/B/C posisi terbuka 52-PC-003 A/B/C posisi kontrol di set  “ MAN “ dengan nilai MV = 0 % ( di atur panel man DCS )
10.  Kerangan injeksi chemical ( Amine/Hydrazine ) terbuka.
11.  Kerangan inlet LC/CC ( Kondensat ) posisi tertutup.
12.  Kerangan suction / discharge pompa HBW ( 52-P-101-A/B/C/D ) posisi tertutup.
13.  Level  tanki  Larutan Amine  dan hydrazine cukup dan siap dioperasikan, pompa -   pompa injeksi telah siap operasi.
14.  Chek  ulang IA supplai ke semua Control Valve di sistem Deaerator sudah benar -   benar ready for use / siap operasi.

b.   Menghidupkan
1.   Panasi deaerator dengan membuka kerangan sparger untuk mengalirkan LP steam ke deaerator
2.   Sirkulasikan level deaerator dengan start 52-P-101 A/B/C (salah satu) kemudian atur posisi bukaan kerangan drain deaerator dengan Æ 2”
3.   Apabila level deaerator kurang, tambah secara manual dari 52-LC-001 A/B/C (DCS)
4.   Naikkan temperatur deaerator 140 oC ~ 145 oC  secara manual dari 52-PC-003 A/B/C
5.   Atur level dan temperatur deaerator sampai stabil dan auto-kan 52-LC-001 A/B/C dan 52-PC-003 A/B/C dari DCS
6.   Distribusikan HBW dengan membuka kerangan discharge 52-P-101 A/B/C/D dan tutup kerangan drain deaerator
7.   Tutup LP steam pemanas (tutup kerangan sparger)

c.    Mematikan
1.   Turunkan perlahan tekanan steam / LS dengan sedikit diatas Atmosfer = 1,1 kg/cm2g
Selalu monitor Level Deaerator lain yang masih beroperasi tetap stabil.
2.   Tutup  perlahan  kerangan  Make  -  Up  Water  ( Demin Water )  LC/CC  masuk ke  Deerator yang akan distop.
3.   Tutup  kerangan - kerangan  penghubung  Deaerator  ( yang  akan  di  stop ) menuju  suction line pompa HBW dan MBW.
4.   Tutup    kerangan - kerangan    Sirkulasi   /   spill    back    HBW   dan   MBW ke               Deaerator yang akan di stop.

9.      Procedure Start / Stop Burner Fuel Gas
9.1  Start Fuel Gas
1.      Lakukan komunikasi ke control room / panel man DCS untuk start fuel gas burner
2.      Buka ± 5 putaran blok valve ke fuel gas yang ditentukan ( lower / upper burner ).
3.      Tekan tombol ( Local panel ) “ open “ Individual burner valve untuk membuka valve gas 52-XV-223 / 224.
4.      Buka penuh block valve gas.
5.      Check dan periksa kondisi nyala api pembakaran, kondisi bagus

9.2 Stop Fuel Gas
1.   Lakukan komunikasi ke control room / panel man DCS untuk stop fuel gas burner
2.   Tutup perlahan-lahan blovk valve fuel gas setelah panel man memberi info OK
3.   Tekan tombol PB ” close ” fuel gas burner, untuk menutup valve 52-XV-223/224
4.   Check dan periksa kondisi nyala api pembakaran, kondisi bagus 

10.  Procedure Start / Stop Burner Fuel Oil
10.1    Start Fuel Oil
1.      Lakukan komunikasi ke control room / panel man DCS untuk start fuel oil burner
2.      Pasang dan tempatkan gun burner fuel oil pada tempatnya
3.      Buka kerangan atomizing steam
4.      Lakukan purging dengan steam, fuel oil gun burner ± 5 menit
5.      Buka manual block valve fuel oil 25 %
6.      Buka fuel oil burner valve (52-XV-225 / 226) dengan menekan tombol “OPEN” di boiler local control panel, yakinkan burner telah menyala.
7.      Buka penuh manual block valve fuel oil
8.      Check dan periksa nyala api pembakaran, kondisi bagus

10.2  Stop Fuel Oil
1.   Lakukan komunikasi ke control room / panel man DCS untuk stop fuel oil burner
2.   Buka ± 5 putaran block valve ke fuel gas yang ditentukan (lower / upper burner)
3.   Tekan tombol “CLOSE” fuel oil burner untuk menutup valve 52-XV-225 / 226
4.   Lakukan purging fuel oil burner dengan MP steam selama 5 menit
5.   Tutup block valve fuel oil
6   Tutup atomizing steam valve
7.   Lepas/cabut gun burner fuel oil



11.  Procedure Start / Stop Boiler 52-B-101 A/B/C/D/E/F

A.     Menghidupkan

a.   Penyalaan Burner
Untuk penyalaan pertama dianjurkan dilaksanakan pada lower burner
·        Pengoperasian dilaksanakan pada Boiler Local Control Panel (LCP)
1.      Atur udara pembakaran melalui FDF inlet vane (52-HIC-206 A) sampai  mencapai air flow > 25% MCR
2.      Apabila “PERMISSIBLE” indicator lamp menyala, lakukan start purging, tunggu selama 5 menit sampai “PURGE COMPLETION” indicator lamp menyala. Bila “MFT” indikator 52-HA-291A menyala,  reset dengan menekan “MFT reset” (52-HS-296 A)
3.      Buka “ignition gas trip valve”  dengan menekan ignition gas trip valve (52-XV-205 A) “OPEN” push button
Kemudian reset lever yang terdapat pada ignition gas trip valve (52-XV-205 A) di field. Valve akan membuka dan pada saat bersamaan ignition gas vent valve (52-XV-208 A) akan menutup secara otomatis
4.      Buka “fuel gas trip valve” dengan  menekan push button “OPEN” fuel gas trip valve (52-XV-203 A)
Kemudian reset lever yang terdapat pada fuel gas trip valve (52-XV-203 A) di field. Valve akan membuka dan pada saat bersamaan fuel gas vent valve (52-XV-204 A) akan menutup secara otomatis
Catatan : apabila valve-valve tersebut di atas tidak di-reset kembali di field, maka indicator lamp di LCP akan berkedip-kedip karena valve belum terbuka
5.      Bila “all fuel trip valve closed” indicator lamp (52-LA-294 A) menyala, tekan push button “ANN RESET” (52-HS-295 A ) untuk mematikan / menghilangkannya
6.      Atur bukaan Full Gas Flow Control (52-HIC-203 A) 30%

·  Pengoperasian selanjutnya dilaksanakan pada Burner Switch Box
1.      Nyalakan ignition burner (pilot) dengan menekan push button “OPEN” burner ignition gas valve (52-XV-221 A)
-      pada boiler local control panel (LCP) indicator lamp berikut akan menyala :
v ignition gas shut-off valve (52-XV-221 A) “OPEN”
v ignition burner : “ignition on” dan “flame on”
-      melalui lubang intip di ruang pembakaran, yakinkan secara visual bahwa benar-benar telah terjadi flame/penyalaan. Apabila selama 8 (delapan) detik tidak terjadi penyalaan, ignition burner akan trip.

2.      Setelah terjadi penyalaan di ruang pembakaran, segera nyalakan auxiliary fuel gas burner, atur bukaan valve 2” ke burner, juga tekanan fuel gas = 1,0 kg/cm2 g. Tekanan steam yang dicapai dengan menggunakan auxiliary gas burner 10 ~ 12 kg/cm2 g dan untuk menaikkan tekanan lanjut harus dipindahkan ke main gas burner.
Sebelum penyalaan dengan auxiliary burner yang perlu diperhatikan di DCS adalah :
-      check bukaan start up vent (52-HC-221), 100% open
-      check level steam drum – 75 mm
-      purging completion sudah nyala

b.   Menaikkan Tekanan Steam Boiler
1.   Setelah auxiliary burner menyala, atur kenaikan temperatur (untuk DCS monitor temperatur stack 52-TI-215 dan untuk di field monitor temperatur steam drum / temporary) serta atur kenaikan tekanan
2.   Perhatikan kenaikkan tekanan dan temperatur :
-   kenaikkan tekanan direkomendasikan rata-rata 3,5 kg/cm2 g tiap jam
-   kenaikkan temperatur direkomendasikan raata-rata 28 oC/jam
3.   Posisi dan status valve, lihat lampiran
4.   Perhatikan boiler feed water, periksa level steam drum dijaga selalu berada pada normal water level ( ± 50% level drum = 0 mm)
c.    Continuous Firing
1.   Setelah tekanan steam drum mencapai 10 kg/cm2 g lakukan pemanasan pada main steam line dengan membuka by pass stop valve (HS-055) sebanyak ± 2 (dua) putaran
2.   Lakukan penyalaan burner secara terus menerus, naikkan fuel gas pressure, fuel gas flow dan air flow perlahan-lahan secara manual

d.   Menaikkan Beban
1.   Pada tekanan steam drum 37 kg/cm2 g :
-      buka sedikit-sedikit main steam valve (52-HS-05) sampai bukaan penuh
-      tutup penuh by pass valve (52-HS-055)
2.   Naikkan beban boiler dengan menaikkan fuel gas flow dan air flow. Tekanan diatur melalui start up vent (52-HS-221) dari DCS sampai mencapai tekanan normal, 43 kg/cm2 g dan 380 oC
3.   Feed water control
Apabila beban boiler telah mencapai ³ 30% MCR maka sistem control berikut ditukar dari posisi ”MAN” ke “AUTO” :
-  52-LC-201 A  : posisi auto
-  52-FC-221 A  : posisi cascade
Catatan : Untuk air flow control, FDF inlet vane (52-HIC-206 A) ditukar dari posisi “MAN” ke “CASCADE”, hubungi DCS untuk mengambil alih pengontrolan (remote control)
4.   Procedure switch “MANUAL” ke “AUTO” kemudian ke “CASCADE”
Yakinkan 52-HC-206 ke 52-FC-206
-   yakinkan 52-LC-201 posisi “MAN”, MV (manipulating value) set = 50%
-   perhatikan 52-HC-215, SV (setting value) secara otomatis berubah dari 5,0 menjadi 0,0 %  (indikasi pembakaran di furnace telah mulai sempurna)
-   pada saat SV 52-HC-215 = 0,0%, pindahkan / ubah mode 52-LC-201 dari “MAN” ke “AUTO” kemudian “CASCADE”
-   sebelum mengubah posisi 52-HC-206 ke 52-FC-206, atur nilai MV 52-PC-239 dengan PV (process value) 52-FC-206 (disamakan terlebih dahulu)
-   jika hal tersebut sudah stabil maka ubahlah mode 52-FC-206 dari “MAN” ke “AUTO” ke “CASCADE”. Setting SV 52-FR-20 = 1,000
5.   Fuel flow control, seperti halnya dengan air flow control, pindahkan control sistem dari posisi “MANUAL” ke “AUTO”
6.   Pada kondisi beban boiler mencapai 50% MCR, temperatur outlet dari superheater akan naik
7.   Superheater spray water control (52-TC-219A) diubah secara perlahan dari posisi “MANUAL” ke posisi “AUTO”
Pelaksanaan dilakukan dari DCS (di ruang pusat pengendali kilang)
8.   Setelah boiler mencapai kondisi operasi normal (tekanan 43 kg/cm2 g dan temperatur 380 oC) operasikan control continuous blow down dan periksa item-item berikut :
-   kondisi pengapian
-   hasil analisa pembakaraan gas O2 content
-   temperatur bearing dan vibrasi dari FDF
-   kualitas boiler feed water dan boiler water
-   level steam drum
-   peralatan-peralatan instrumentasi
B.     Mematikan
1.   Sebelum melaksanakan stop boiler (normal) harus dilaksanakan soot blowing terlebih dahulu, terutama bila dual firing (fuel oil dan fuel gas) atau dengan total fuel oil
2.   Turunkan secara perlahan beban boiler melalui controller 52-HC-230 A (master bias) sampai load minimum, perhatikan tekanan steam di header 50-PC-007 stabil dan level steam drum normal
3.   Ubahlah mode control fuel burner yang akan di-stop (upper burner) ke posisi “MAN” kemudian stop burner tersebut
4.   Ubahlah posisi operasi boiler terhadap “master header controller” (50-PC-007) dari “COM” (common) ke “IND” (individual)
5.   Buka secara perlahan start up vent melalui control 52-HC-221 (untuk mempertahankan tekanan boiler), diimbangi dengan kenaikan beban boiler yang lain
6.   Setelah start up vent bukaannya cukup, tutup isolating valve ke header
7.   Set ke posisi “MAN” control fuel burner (lower), turunkan beban boiler perlahan
8.   Set control 52-FC-206 ke posisi “MAN”, kendalikan udara pembakaran
9.   Stop firing dengan menekan push button “CLOSE” fuel gas valve (52-XV-223 A)
10.  Tutup kembali start up vent (52-HC-221) sampai 0% untuk menghindari penurunan tekana boiler secara mendadak
11.  Lanjutkan purging di ruang pembakaran selama 5 menit dengan aliran udara 25% MCR
12.  Selesai purging, stop FDF dan tutup stack dumper
13.  Biarkan tekanan boiler turun dengan sendirinya dan monitor level steam drum tetap normal
14.  Jika tekanan mencapai 1,5 kg/cm2 g maka buka venting steam drum dan jika tekanan mencapai 0,5 kg/cm2 g maka buka venting start up vent (52-HC-221)
15.  Buka drain valve superheater
16.  Stop continuous blow down








Spesifikasi Boiler Feed Water ( BFW )
No
Analisys
Spec
1
PH
8.0 – 9.5  uS / Cm
2
CONDUCTIVITY
< 10 ppm
3
TOTAL HARDNESS
- ppm
4
PHOSPHATE
- ppm
5
TOTAL IRON
< 0.1 ppm
6
TOTAL CHOPPER
< 0.05 ppm
7
HYDRAZINE
> 0.06 ppm
8
SILICA
- ppm
9
OIL CONTENT
- ppm
10
CHLORIDE
- ppm
11
TDS
- ppm
12
SODIUM
- ppm

Spesifikasi Boiler Water
No
Analisys
Spec
1
PH
9.2    10.8 uS / Cm
2
CONDUCTIVITY
< 3.5 ppm
3
TOTAL HARDNESS
- ppm
4
PHOSPHATE
- ppm
5
TOTAL IRON
< 0.02 ppm
6
TOTAL CHOPPER
- ppm
7
HYDRAZINE
- ppm
8
SILICA
< 0.02 ppm
9
OIL CONTENT
- ppm
10
CHLORIDE
< 30 ppm
11
TDS
< 2.3 ppm
12
SODIUM
< 0.01 ppm

Spesifikasi Saturated Steam
No
Analisys
Spec
1
PH
8.0 – 9.5  uS / Cm
2
CONDUCTIVITY
< 10 ppm
3
TOTAL HARDNESS
Nil ppm
4
PHOSPHATE
- ppm
5
TOTAL IRON
< 0.1 ppm
6
TOTAL CHOPPER
< 0.05 ppm
7
HYDRAZINE
> 0.06 ppm
8
SILICA
- ppm
9
OIL CONTENT
- ppm
10
CHLORIDE
- ppm
11
TDS
- ppm
12
SODIUM
- ppm

Spesifikasi Hot & Cold Condensate
No
Analisys
Spec
1
PH
8.5 – 9.0  uS / Cm
2
CONDUCTIVITY
< 10 ppm
3
TOTAL HARDNESS
Nil ppm
4
PHOSPHATE
- ppm
5
TOTAL IRON
< 0.1 ppm
6
TOTAL CHOPPER
- ppm
7
HYDRAZINE
- ppm
8
SILICA
< 0.2 ppm
9
OIL CONTENT
< 0.2 ppm
10
CHLORIDE
- ppm
11
TDS
- ppm
12
SODIUM
- ppm

a.   Persiapan
1.      Periksa level tanki 52-T-101, normal  = 85 %
2.      Buka outlet valve tanki kondensat
3.      Periksa kondisi pompa siap dioperasikan
4.      Periksa pelumasan, sudah siap
5.      Buka perlahan sampai dengan penuh suction valve
6.      Buka venting pompa, jika air yang keluar segera tutup
7.      Buka spill back valve pompa, full open
8.      Yakinkan pasokan instrument air dan sistem instrumentasi telah siap dioperasikan.
9.      Power supply telah siap ( Rack in )
      
b.   Menghidupkan
1.      Buka sedikit ( crack open ) discharge valve pompa
2.      Pindahkan selector switch LCS ke posisi “ MAN “
3.      Tekan tombol “ ON “, motor dan pompa running
4.      Buka    perlahan    discharge    valve. Monitor  tekanan pompa dan ampere  motor,  jika stabil buka discharge velve sampai fully open.

c.    Selama Operasi
Monitor pompa dan motor, jika ada kelainan :
1.      Temperature bearing dan motor
2.      Vibrasi bearing dan motor
3.      Noise, bocoran

d.   Mematikan
1.      Yakinkan spill back pompa ke tanki dalam keadaan terbuka
2.      Tutup perlahan discharge valve
3.      Tekan tombol “ OFF “ ( LCS )
4.      Tempatkan kembali selector Swicth dari posisi “ MAN “ ke posisi “ OFF “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar